Rabu, 16 Januari 2013

mobilitas sosial

definisi mobilitas sosialDefinisi mobilitas sosial - Lentera Putih. Dalam masyarakat jika kita pelajari lebih lanjut maka kita akan melihat beberapa tingkatan yang terbentuk secara tidak langsung dalam masyarakat. Masyarakat memiliki kelas yang berbeda satu sama lain menyesuaikan dengan status dan perannya dalam masyarakat. Selain itu salah satu fenomena yang bisa kita pelajari adalah pergeseran kelas baik naik atau turunnya peran dalam masyarakat yang disebut sebagai mobilitas sosial.



Mobilitas berasal dari kata mobilis yang berarti mudah dipindahkan. Jika kita hubungkan dengan mobilitas sosial maka dapat ditarik definisi mobilitas sosial sebagai suatu pergerakan dalam struktur kemasyarakatan berupa pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok masyarakat. Strukstur masyarakat yang dimaksud di sini berupa hubungan antar individu dalam kelompok atau individu dengan kelompok. Dimana struktur ini berfungsi sebagai pengawas jikalau terjadi pelanggaran-pelanggaran.
Mobilitas sosial terjadi pada semua kelompok masyarakat walaupun dengan proses yang berbeda.
Berikut ini beberapa definisi mobilitas sosial menurut ahli yang bisa kita gunakan untuk menambah pemahaman kita tentang apa itu mobilitas sosial.
  1. William Kornblum (1988:172) mengartikan definisi mobilitas sosial sebagai perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosial dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.
  2. Michael S. Basis (1988:276) mengartikan definisi mobilitas sosial sebagai perpindahan lingkungan sosio-ekonomi baik ke atas ataupun ke bawah yang dapat mengubah seseorang di dalam masyarakat.
  3. H. Edward Ransford (Sunarto, 2001:108) mengartikan definisi mobilitas sosial sebagai perpindahan baik ke atas ataupun ke bawah di dalam lingkungan sosial secara hierarki.
  4. Kimball Young dan Raymond W. Mack (Soekanto, 2001:275)  mengartikan definisi mobilitas sosial sebagai suatu mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi dalam suatu kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial ialah suatu perubahan atau perpindahan kelas-kelas sosial, baik keatas ataupun ke bawah, yang dialami oleh seorang individu atau kelompok sosial, sehingga memberikan dampak berupa perubahan kelas baru yang diperoleh individu atau kelompok tersebut.
Dari keempat definisi mobilitas sosial yang disampaikan oleh para ahli di atas kita dapat mengambil beberapa poin penting tentang mobilitas sosial yakni:
  • mobilitas sosial dapat berupa kenaikan atau penurunan
  • mobilitas sosial dialami manusia baik individu maupun di dalam kelompok
  • bagi anggota masyarakat yang mengalami mobilitas sosial juga akan mendapat dampak sosial.
Kesimpulan
Dari penjabaran tentang definisi mobilitas sosial di atas kita dapat mengambil kesimpulan tentang definisi mobilita sosial. Mobilitas sosial adalah suatu perubahan/perpindahan kelas sosial, baik ke atas maupun ke bawah, yang dialami oleh individu ataupun kelompok sosial, sehingga memberikan dampak sosial baru bagi anggota masyarakat yang mengalami mobilitas sosial.

Selasa, 15 Januari 2013

Struktur sosial, Status sosial, Peran sosial serta Stratifikasi sosial!

Dalam sosiologi makro membahas mengenai struktur sosial. Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.
Ciri – ciri struktur sosial antara lain :
Ä  Bersifat abstrak
Ä  Terdapat dimensi vertikal dan horizontal
Ä  Sebagai landasan sebuah proses sosial suatu masyarakat
Ä  Bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan masyarakat
Ä  Selalu berkembang dan dapat berkembang
Fungsi struktur sosial dalam masyarakat :
Ä  Social Control (pengawasan sosial) : Artinya struktur sosial merupakan penekan terhadap adanya pelanggaran nilai dan norma masyarakat sehingga disiplin kelompok dapat dipertahankan
Ä  Discipline Control (disiplin sosial) : Agar masyarakat tahu cara bersikap dan bertindak sesuai dg harapan dan ketentuan masyarakat.
Konsep dasar struktur sosial ada dua yaitu mengenai Status sosial dan Peranan sosial
  1. a. Status Sosial
Status sosial adalah kedudukan sosial seseorang dalam kelompok masyarakat (meliputi keseluruhan  posisi sosial yang terdapat dalam kelompok masyarakat). Status dibagi menjadi 3 :
1) Ascribed Status
Status yang diberikan kepada seseorang oleh masyarakat tanpa memandang bakat/karakteristik unik orang tersebut (didapat secara otomatis melalaui kalahiran/keturunan .
Contoh : Keturunan kerajaan, Kasta.
2) Achieved Status
Status yang didapat seseorang karena usaha-usahanya sendiri, seseorang harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan stetusnya, seperti bersekolah, berketrampilan, menciptakan sesuatu yang baru. Status yang diperoleh melalui perjuangan.
Contoh : mahasiswa, dokter, hakim, guru, dll.
3) Assigned Status
Status yang diberikan kepada seseorang karena telah berjasa melakukan sesuatu untuk masyarakat.
Contoh : Peraih gelar Doktor HC, Pahlawan, Peraih Nobel dll.
  1. b. Peran Sosial
Peran sosial adalah seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi/status sosial. Contoh : Pak Narji adalah seorang polisi, beliau mendapati anaknya sebagai tersangka dalam kasus narkoba. Pak Narji harus melakukan perannya sebagai polisi, walaupun bila berada di rumah, beliau berperan sebagai seorang ayah bagi anaknya tersebut. Peran sosial memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang lain. Fungsi tersebut antara lain:
  1. Peranan yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat, seperti peran sebagai ayah atau ibu.
  2. Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu mereka yang tidak mampu dalam masyarakat. Tindakan individu tersebut memerlukan pengorbanan, seperti peran Relawan, dokter, perawat, pekerja sosial, dsb.
  3. Peranan yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi diri, seperti seorang lelaki sebagai suami/bapak, seorang wanita sebagai isteri/ ibu, seorang seniman dengan karyanya, dsb
Konflik Status dan Peran
Status dan peranan seseorang sangat penting di dalam masyarakat. Setiap individu pasti memiliki status sosial masing-masing didalam masyarakat. Status sosial merupakan pencerminan akan hak dan kewajiban yang harus dijalankan oleh individu. Status sosial bisa juga dikatakan sebagai kedudukan individu didalam masyarakat. Dalam situasi tertentu terkadang individu memiliki lebih dari satu status yang dimilikinya. Apabila status yang dimilikinya bertentangan antara satu dengan yang lainya, maka akan terjadi benturan atau pertentangan dan hal itulah yang sering disebut dengan konflik status.
Dengan adanya status sosial maka secara bersamaan individu memiliki peran yang harus dijalankan sebagai perwujudan dari status yang dimilikinya. Peranan sosial merupakan suatu hal yang sangat penting dimana hal itu akan menentukan perilaku dirinya dan oranng lain. Sama halnya dengan status sosial, individu dapat melakukan dua peranan sekaligus dalam waktu yang sama. Konflik peran juga dapat terjadi apabila individu merasa dirinya kurang mampu menjalankan kedua perannya secara maksimal.
Didalam masyrakat,banyak individu yang mengalami konflik status dan konflik peran. Seperti yang saya amati disekitar tempat tinggal. Seorang perempuan yang telah berumah tangga, ia bekerja di sebuah Bank Swasta. Disamping statusnya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga yang kewajibannya mengabdi pada suami dan menjalankan kegiatan yang berhubungan sebagai seorang ibu rumah tangga,seperti memasak,merawat anak dan suaminya.Ia juga sebagai seorang karyawati yang harus taat pada prosedur dan peraturan kerja di kantornya tersebut. Ia harus masuk sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan oleh kantornya bahwa jam masuk kantor adalah pukul 07.30 dan jam kerja berakhir pada pukul 16.30 WIB. Disisi lain ia harus menyelesaikan tugasnya di rumah mulai dari menyiapkan makan,bersih-bersih,merawat anak, dan lain sebagainya. Tentu saja ia tidak dapat melakukan peran sesuai dengan status yang dimilikinya, disinilah terjadi konflik status antara bekerja atau menjadi ibu rumah tangga. Sehingga ia menyewa jasa pengasuh anak untuk membantunya mengasuh anak-anaknya dan mempercayakan pekerjaan rumah pada seorang pembantu rumah tangga. Intensitas pertemuan antara suami dengan istrinya menjadi sangat terbatas, begitu pula dengan hubungan antara ibu dan anak-anaknya. Suatu saat anaknya sedang sakit tetapi ia mempunyai kewajiban untuk masuk kerja. Disinilah terjadi konflik peran, yaitu antara menemani dan merawat anaknya yang sedang sakit dan meninggalkan kewajibannya atau sebaliknya.
  1. c. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi status sosial.
  1. Kriteria Penggolongan Pelapisan Sosial :
a. Ukuran kekayaan.
b. Ukuran kekuasaan.
c. Ukuran kehormatan.
d. Ukuran ilmu pengetahuan
  1. Sifat Pelapisan Sosial :
a. Tertutup (closed social stratification) membatasi kemungkinan untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Contoh sistem kasta pada masyarakat feodal, masyarakat apartheid.
b. Terbuka (opened social stratification), setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke lapisan sosial lebih tinggi. Contoh masayarakat pada negara-negara industri maju.
c. Campuran, adalah kombinasi terbuka dan tertutup dan ini sering terjadi dalam masyarakat. Misalnya untuk hal-hal tertentu bersifat terbuka, tetapi untuk hal-hal tertentu yang lain bersifat tertutup
  1. Fungsi Stratifikasi Sosial :
Ä  1) Alat untuk mencapai tujuan.
Ä  2) Mengatur dan mengawasi interasksi antar anggota dalam sebuah sistem stratifikasi.
Ä  3) Stratifikasi sosial mempunyai fungsi pemersatu.
Ä  4) Mengkategorikan manusia dalam stratum yang berbeda.
Interaksi sosial, syarat terjadinya interaksi sosial, bentuk-bentuk interaksi sosial!
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok. Syarat – Syarat Terjadinya Interaksi Sosial. Interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu:
  1. Kontak sosial
Kontak sosial merupakan aksi individu atau kelompok dalam bentuk isyarat yang memiliki makna bagi si pelaku dan si penerima dan si penerima membalas aksi itu dengan reaksi.
b. Komunikasi
Arti penting dari komunikasi tersebut adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (berwujud pembicaraan, gerak gerak badaniah atau sikap), perasaan perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Sehingga komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan pesan dari seseorang yang berfungsi sebagai komunikator kepada orang lain sebagai komunikan yang menggunakan saluran tertentu.
Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu:
1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk – bentuk asosiasi seperti :
a. Kerja sama
Adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
b. Akomodasi
Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok – kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.
c. Asimilasi
Adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d. Akulturasi
Adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur – unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur – unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari
kebudayaan itu sendiri.
2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk – bentuk pertentangan atau konflik, seperti :
a. Persaingan
Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
b. Kontravensi
Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang – terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur – unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
c. Konflik
Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Sunarto, Kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi: Edisi kedua. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Soerjono, Soekanto. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Horton B. Paul dan Hunt L. Chester. 1996. Sosiologi. Jakarta: ERLANGGA.

Comments are closed.