Dalam sosiologi makro membahas mengenai struktur sosial. Menurut
ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang
membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.
Ciri – ciri struktur sosial antara lain :
Ä Bersifat abstrak
Ä Terdapat dimensi vertikal dan horizontal
Ä Sebagai landasan sebuah proses sosial suatu masyarakat
Ä Bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan masyarakat
Ä Selalu berkembang dan dapat berkembang
Fungsi struktur sosial dalam masyarakat :
Ä
Social Control (pengawasan sosial) : Artinya struktur
sosial merupakan penekan terhadap adanya pelanggaran nilai dan norma
masyarakat sehingga disiplin kelompok dapat dipertahankan
Ä
Discipline Control (disiplin sosial) : Agar masyarakat tahu cara bersikap dan bertindak sesuai dg harapan dan ketentuan masyarakat.
Konsep dasar struktur sosial ada dua yaitu mengenai Status sosial dan Peranan sosial
- a. Status Sosial
Status sosial adalah kedudukan sosial seseorang dalam kelompok
masyarakat (meliputi keseluruhan posisi sosial yang terdapat dalam
kelompok masyarakat). Status dibagi menjadi 3 :
1) Ascribed Status
Status yang diberikan kepada seseorang oleh masyarakat tanpa
memandang bakat/karakteristik unik orang tersebut (didapat secara
otomatis melalaui kalahiran/keturunan .
Contoh : Keturunan kerajaan, Kasta.
2) Achieved Status
Status yang didapat seseorang karena usaha-usahanya sendiri,
seseorang harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan stetusnya, seperti
bersekolah, berketrampilan, menciptakan sesuatu yang baru. Status yang
diperoleh melalui perjuangan.
Contoh : mahasiswa, dokter, hakim, guru, dll.
3) Assigned Status
Status yang diberikan kepada seseorang karena telah berjasa melakukan sesuatu untuk masyarakat.
Contoh : Peraih gelar Doktor HC, Pahlawan, Peraih Nobel dll.
- b. Peran Sosial
Peran sosial adalah seperangkat harapan terhadap seseorang yang
menempati suatu posisi/status sosial. Contoh : Pak Narji adalah seorang
polisi, beliau mendapati anaknya sebagai tersangka dalam kasus narkoba.
Pak Narji harus melakukan perannya sebagai polisi, walaupun bila berada
di rumah, beliau berperan sebagai seorang ayah bagi anaknya tersebut.
Peran sosial memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang lain.
Fungsi tersebut antara lain:
- Peranan yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat, seperti peran sebagai ayah atau ibu.
- Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu
mereka yang tidak mampu dalam masyarakat. Tindakan individu tersebut
memerlukan pengorbanan, seperti peran Relawan, dokter, perawat, pekerja
sosial, dsb.
- Peranan yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi
diri, seperti seorang lelaki sebagai suami/bapak, seorang wanita sebagai
isteri/ ibu, seorang seniman dengan karyanya, dsb
Konflik Status dan Peran
Status dan peranan seseorang sangat penting di dalam masyarakat.
Setiap individu pasti memiliki status sosial masing-masing didalam
masyarakat. Status sosial merupakan pencerminan akan hak dan kewajiban
yang harus dijalankan oleh individu. Status sosial bisa juga dikatakan
sebagai kedudukan individu didalam masyarakat. Dalam situasi tertentu
terkadang individu memiliki lebih dari satu status yang dimilikinya.
Apabila status yang dimilikinya bertentangan antara satu dengan yang
lainya, maka akan terjadi benturan atau pertentangan dan hal itulah yang
sering disebut dengan konflik status.
Dengan adanya status sosial maka secara bersamaan individu memiliki
peran yang harus dijalankan sebagai perwujudan dari status yang
dimilikinya. Peranan sosial merupakan suatu hal yang sangat penting
dimana hal itu akan menentukan perilaku dirinya dan oranng lain. Sama
halnya dengan status sosial, individu dapat melakukan dua peranan
sekaligus dalam waktu yang sama. Konflik peran juga dapat terjadi
apabila individu merasa dirinya kurang mampu menjalankan kedua perannya
secara maksimal.
Didalam masyrakat,banyak individu yang mengalami konflik status dan
konflik peran. Seperti yang saya amati disekitar tempat tinggal. Seorang
perempuan yang telah berumah tangga, ia bekerja di sebuah Bank Swasta.
Disamping statusnya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga yang
kewajibannya mengabdi pada suami dan menjalankan kegiatan yang
berhubungan sebagai seorang ibu rumah tangga,seperti memasak,merawat
anak dan suaminya.Ia juga sebagai seorang karyawati yang harus taat pada
prosedur dan peraturan kerja di kantornya tersebut. Ia harus masuk
sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan oleh kantornya bahwa jam
masuk kantor adalah pukul 07.30 dan jam kerja berakhir pada pukul 16.30
WIB. Disisi lain ia harus menyelesaikan tugasnya di rumah mulai dari
menyiapkan makan,bersih-bersih,merawat anak, dan lain sebagainya. Tentu
saja ia tidak dapat melakukan peran sesuai dengan status yang
dimilikinya, disinilah terjadi konflik status antara bekerja atau
menjadi ibu rumah tangga. Sehingga ia menyewa jasa pengasuh anak untuk
membantunya mengasuh anak-anaknya dan mempercayakan pekerjaan rumah pada
seorang pembantu rumah tangga. Intensitas pertemuan antara suami dengan
istrinya menjadi sangat terbatas, begitu pula dengan hubungan antara
ibu dan anak-anaknya. Suatu saat anaknya sedang sakit tetapi ia
mempunyai kewajiban untuk masuk kerja. Disinilah terjadi konflik peran,
yaitu antara menemani dan merawat anaknya yang sedang sakit dan
meninggalkan kewajibannya atau sebaliknya.
- c. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial
sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial
tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi status
sosial.
- Kriteria Penggolongan Pelapisan Sosial :
a. Ukuran kekayaan.
b. Ukuran kekuasaan.
c. Ukuran kehormatan.
d. Ukuran ilmu pengetahuan
- Sifat Pelapisan Sosial :
a. Tertutup (
closed social stratification)
membatasi kemungkinan untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan yang
lain. Contoh sistem kasta pada masyarakat feodal, masyarakat apartheid.
b. Terbuka (
opened social stratification),
setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke lapisan
sosial lebih tinggi. Contoh masayarakat pada negara-negara industri
maju.
c. Campuran, adalah kombinasi terbuka dan tertutup
dan ini sering terjadi dalam masyarakat. Misalnya untuk hal-hal tertentu
bersifat terbuka, tetapi untuk hal-hal tertentu yang lain bersifat
tertutup
- Fungsi Stratifikasi Sosial :
Ä 1) Alat untuk mencapai tujuan.
Ä 2) Mengatur dan mengawasi interasksi antar anggota dalam sebuah sistem stratifikasi.
Ä 3) Stratifikasi sosial mempunyai fungsi pemersatu.
Ä 4) Mengkategorikan manusia dalam stratum yang berbeda.
Interaksi sosial, syarat terjadinya interaksi sosial, bentuk-bentuk interaksi sosial!
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang
saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar
individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok. Syarat –
Syarat Terjadinya Interaksi Sosial. Interaksi sosial dapat berlangsung
jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu:
- Kontak sosial
Kontak sosial merupakan aksi individu atau kelompok dalam bentuk
isyarat yang memiliki makna bagi si pelaku dan si penerima dan si
penerima membalas aksi itu dengan reaksi.
b. Komunikasi
Arti penting dari komunikasi tersebut adalah bahwa seseorang
memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (berwujud pembicaraan,
gerak gerak badaniah atau sikap), perasaan perasaan apa yang ingin
disampaikan oleh orang tersebut. Sehingga komunikasi dapat diartikan
sebagai suatu proses penyampaian pesan pesan dari seseorang yang
berfungsi sebagai komunikator kepada orang lain sebagai komunikan yang
menggunakan saluran tertentu.
Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu:
1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk – bentuk asosiasi seperti :
a. Kerja sama
Adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
b. Akomodasi
Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi
dan kelompok – kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.
c. Asimilasi
Adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan
latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif
dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka
akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai
kebudayaan campuran.
d. Akulturasi
Adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur – unsur
dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur –
unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan
sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari
kebudayaan itu sendiri.
2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk – bentuk pertentangan atau konflik, seperti :
a. Persaingan
Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok
sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara
kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak
lawannya.
b. Kontravensi
Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan
pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak
senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang – terangan yang
ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur – unsur
kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi
kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
c. Konflik
Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat
tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat
mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah
yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto, Kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi: Edisi kedua. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Soerjono, Soekanto. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Horton B. Paul dan Hunt L. Chester. 1996. Sosiologi. Jakarta: ERLANGGA.